Laman

Kamis, 19 Februari 2009

Laki-laki Muda Rawan HIV/AIDS

Penderita HIV/AIDS terbanyak kini dialami kalangan dewasa muda (20-29 tahun) laki-laki. Diduga kuat, hal itu terjadi karena kalangan tersebut banyak terlibat pergaulan bebas serta penggunaan napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya) dengan jarum suntik. Berdasarkan data pasien di Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi (UPIPI) RSU dr Soetomo, tahun lalu terdapat 500 pasien HIV/AIDS yang berobat. Dari jumlah itu, 482 pasien berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sisanya (18) perempuan. ''Penasun (pengguna napza suntik) masih mendominasi dibandingkan faktor risiko lain,'' kata dr Dian Islami, staf Seksi Anak, Remaja, dan Usia Lanjut Dinas Kesehatan Jatim kemarin (8/8). Faktor risiko lain HIV/AIDS adalah heteroseksual, homoseksual, transfusi darah, perinatal, dan tattoo. Nah, bila usia dewasa muda sudah terinfeksi HIV/AIDS, maka diperkirakan pasien-pasien itu sudah mulai mengakrabi pergaulan bebas ataupun napza suntik sejak remaja. Oleh karena itu, harus ada pemahaman yang benar mengenai penularan penyakit ini di kalangan remaja. ''Dengan begitu, mereka bisa melindungi dirinya sendiri agar tak terinfeksi penyakit tersebut,'' papar Dian. Karena itulah, Dinkes Jatim perlu menggalakkan sosialisasi anti-HIV/AIDS kepada para remaja yang menjadi pangsa potensial penderita ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Sosialisasi itu juga dalam rangka International Youth Day atau Hari Remaja Internasional yang jatuh pada 12 Agustus nanti. ''Kita harus menyelamatkan remaja-remaja kita dari jalan yang salah,'' tambah dokter berjilbab ini. Salah satunya dengan menerapkan konsep peer education, yakni penyebaran informasi atau mengedukasi penderita dari teman sebaya. Sebab, kata Dian, remaja lebih suka curhat ke temannya daripada ke orang tua. Nah, dengan konsep peer education, para duta sekolah bisa menyosialisasikan pengetahuan mengenai HIV/AIDS ke teman-temannya. Mulai cara penularan, faktor risiko, dan bahayanya bagi kesehatan. ''Cara ini dianggap lebih mengena di kalangan pelajar,'' lanjut Dian. ''Dengan menerapkan konsep ini diharapkan para remaja paham akan faktor risiko dan bahaya penyakit HIV/AIDS,'' ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut Anda tampilan dan isi blog ini...?